JURNAL PRAKTIKUM
TBT.
TEMBAKAU, TEH & TEBU
PENANAMAN TANAMAN TEBU (Saccarum officinarum)
OLEH:
MUHAMMAD ARIF
NIM :
1409000566
NPM :
7114070168
GELOMBANG : 2 (DUA)
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
PRAKTIKUM
TBT. TEMBAKAU, TEH & TEBU
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
JURNAL PRAKTIKU
TBT.
TEMBAKAU, TEH & TEBU
PENANAMAN TANAMAN TEBU (Saccarum officinarum L)
OLEH:
MUHAMMAD ARIF
NIM :
1409000566
NPM :
7114070168
GELOMBANG : 2 (DUA)
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
Jurnal
Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti
Praktikum
TBT. Tembakau, Teh & Tebu Fakultas Pertanian
Universitas
Islam Sumatera Utara
Medan
ASISTEN NILAI
( 1. Bambang Ardiansyah ) ( )
( 2. Khairul Ikmal )
( 3. Mahadi )
( 4. Sayyidatan Hidayati Siregar )
KOORDINATOR :
( Ir. Murni Sari Rahayu, MP.)
PRAKTIKUM TBT. TEMBAKAU, TEH &
TEBU
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Tanaman tebu (Saccharum
officinarum) termasuk keluarga Graminae atau rumput-rumputan yang
berkembang biak di daerah beriklim sedang sampai panas. Tebu merupakan tumbuhan
berbiji tunggal dengan tinggi batang 2-4 meter. Batang pohon tebu terdiri dari
banyak ruas yang masing-masing ruasnya terdiri dari buku-buku sebagai tempat
tumbuhnya daun. Setiap jenis tebu memiliki warna dan ukuran batang yang
berbeda-beda. Sedangkan daun tebu memiliki bentuk menyirip, dengan panjang 1-2
meter dan lebar hingga 8 centimeter (Anonimus,
2013).
Tanaman tebu tumbuh didaerah tropika dan subtropika
sampai batas garis isoterm 20 0C yaitu antara 190 LU – 350 LS. Kondisi tanah
yang baik bagi tanaman tebu adalah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu
basah, selain itu akar tanaman tebu sangat sensitif terhadap kekurangan udara
dalam tanah sehingga pengairan dan drainase harus sangat diperhatikan (Candra,dkk. 2010).
Dilihat
dari jenis tanah, tanaman tebu dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah
seperti tanah alluvial, grumosol, latosol dan regusol dengan ketinggian antara
0 – 1400 m diatas permukaan laut. Akan tetapi lahan yang paling sesuai adalah
kurang dari 500 m diatas permukaan laut. Sedangkan pada ketinggian > 1200 m
diatas permukaan laut pertumbuhan tanaman relative lambat (Zainal,2015).
Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum
ini yaitu
untuk melakukan penanaman tanaman tebu (Saccharum
officinarum L.) dengan menggunakan media plot percobaan dan menjadikan
praktikan mengerti tentang penanaman tanaman tebu pada plot percobaan
masing-masing.
Kegunaan Prktikum
1. Untuk mengetahui cara penanaman tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) dan syarat
tumbuh yang baik bagi tanaman tebu sehingga pertumbuhan tanaman dapat tumbuh
semestinya.
2. Sebagai
media informasi bagi pihak dan khalayak yang membutuhkan
mengenai penanaman tanaman tebu (Saccharum
officinarum L.).
TINJAUAN PUSAKA
Bibit
yang digunakan untuk menanam tanaman
tebu memiliki berbagai persyaratan mutlak, antara lain varietasnya yang unggul,
murni, sehat dan cukup umur, cukup jumlah dan tersedia tepat waktu. Syarat
syarat tersebut harus dipenuhi guna meningkatkan produktivitas gula nasional.
Varietas unggul perlu digunakan karena selain murah, varietas unggul juga
memiliki potensi untuk memberikan
produktivitas yang cukup baik (Saidil, 2006).
Selain
dengan pengelolaan tanaman yang baik, tanaman tebu dapat tumbuh dengan optimal
pada kondisi lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Beberapa faktor
yang sangat berpengaruh dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan tanam untuk
tanaman tebu antara lain regim suhu, kondisi perakaran, terrain,
retensi hara tanah, dan jumlah hara tersedia. Pengelolaan tanaman yang baik
meliputi persiapan lahan, persiapan bahan tanam (bibit), penanaman,
pemeliharaan, pascapanen, dan pemasaran (Nur
Aini, 2003).
Tanah yang akan ditanami
tanaman tebu perlu dipersiapkan dengan dua cara yaitu dibajak dan reynoso.
Proses pembajakan dilakukan pada tanah kering dengan tujuan untuk menjadikannya
gembur. Pada proses ini, dibuat alur-alur untuk menanam bibit tebu sedalam 20
cm. Untuk proses reynoso, proses pengolahan tanah dilakukan pada area yang akan
ditanami pohon tebu dengan kedalaman sekitar 40 cm dan berbentuk
seperti cekungan. Proses ini dilakukan pada tanah yang mengandung banyak air ( Kristanto, 2011).
Untuk
daerah kering, teknik menanam tebu yang baik adalah menggunakan stek
yang mempunyai 8 sampai 9 mata tunas dengan jarak 1 meter tiap stek. Tiap stek
ditanam pada juringan dengan kedalaman 1,25 sampai 1,35 meter. Untuk daerah
dengan iklim basah, stek yang digunakan adalah stek dengan 3 mata tunas dengan
teknik tumpang tindih atau bersentuh ujung. Satu tips yang bisa anda
gunakan bila anda kekurangan tenaga untuk menanam tebu didaerah ini adalah
menggunakan tebu dengan 5 sampai 6 mata tunas yang dipotong menjadi dua (Wanda Putra Alfin,
2011).
Cara
budidaya tebu yang baik sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan
tumbuh dengan sangat baik di daerah beriklim panas, seperti Indonesia ini,
dengan suhu 25 sampai 28 derajat Celsius. Selain itu, daerah yang paling baik
untuk ditanami tebu adalah daerah dengan curah hujan 100 mm/tahun. Jenis tanah yang paling
baik untuk ditanami tanaman tebu adalah jenis tanah alivial, regosol, podsolik
atau mediteran. Kandungan pH dalam tanah yang paling baik untuk tanaman tebu
adalah antara 6,4 sampai 7,7 atau keadaan keasaman netral. Hal ini penting
dalam teknik budidaya agar bisa menghasilakn tebu yang baik ( Suhendra, 200).
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
Tempat
dan Waktu
Praktikum
ini dilaksanakan dilahan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Sumatera Utara, Jln. Karya Wisata,
Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kabupaten Kotamadya Medan. Ketinggian
tempat lebih kurang 25 mdpl dengan tropografi
datar. Penelitian ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Oktober
2016 tepatnya pada pukul 16.00 Wib sampai dengan pukul 18.00 Wib.
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan yang di gunakan adalah : Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.), lahan percobaan, plot percobaan dan air.
Alat
Alat yang digunakan adalah : cangkul, parang, meteran, gembor.
Cara
Kerja
1.
Sebelum tebu ditanam,
maka persiapkanlah alat dan bahan terlebih dahulu.
2.
Kemudian siapkan plot
percobaan yang akan digunakan untuk melakukan penanaman tebu.
3.
Setelah itu buatlah
jarak tanam tanaman tebu dengan menggunakan meteran untuk pembuatan media
tanam.
4.
Buatlah jarak tanam
tanaman tebu dengan menggunakan meteran serta penanaman tebu di sesuaikan
dengan ukurannya.
5.
Lau tanam tebu tersebut
sesuai dengan teknik penanamannya.
HASIL PRAKTIKUM
PEMBAHASAN
Tebu merupakan tanaman asli tropika basah. Tanaman ini
tumbuh baik di daerah beriklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa
dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Tebu tergolong tanaman perkebunan
semusim yang memiliki sifat tersendiri, yakni terdapat zat gula di dalam
batangnya .
Karekteristik
agroklimat terdiri dari iklim, kesuburan tanah, dan topografi. Budidaya tebu
hendaknya menyesuaikan dengan kondisi karakteristik agroklimat di lahan tegalan
yang umumnya dijumpai untuk tanaman tebu. Produktivitas tebu ditentukan oleh
karakteristik agroklimat yang paling minimum.
Tanaman tebu memerlukan curah hujan yang berkisar antara
1.000-1.300 mm/tahun dengan sekurang-kurangnya 3 bulan kering. Curah hujan yang
ideal adalah selama 5-6 bulan dengan rata-rata curah hujan 200 mm, curah hujan
yang tinggi diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang meliputi perkembangan
anakan, tinggi dan besar batang. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan
curah hujan 125 mm dan 4-5 bulan berkaitan dengan curah hujan kurang dari 75
mm/bulan yang merupakan periode kering. Pada periode ini merupakan pertumbuhan
generatif dan pemasakan tebu. Suhu udara minimum yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman tebu adalah 24°C dan maksimum adalah 34°C sedangkan
temperatur optimum adalah 30°C. Pertumbuhan tanaman akan terhenti apabila suhu
dibawah 15°C. Sinar matahari yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ditentukan
oleh lamanya penyinaran dan intensitas penyinaran. Tanaman tebu merupakan
tanaman tropik yang membutuhkan penyinaran 12-14 jam tiap harinya. Angin dengan
kecepatan kurang dari 10 km/jam di siang hari berdapak positif bagi pertumbuhan
tebu. Kelembaban yang rendah (45-65%) sangat baik untuk pemasakan karena tebu
sangat cepat kering. Kelembaban tinggi dapat mempengaruhi fotosintesis dengan
akibat pembentukan gula juga terlambat tebu menghendaki tanah yang gembur .
Menyatakan bahwa tebu dapat ditanam pada tanah dengan
kisaran pH 5.5-7.0. Pada pH di bawah 5.5 dapat menyebabkan perakaran tanaman
tidak dapat menyerap air sedangkan apabila tebu ditanam pada tanah dengan pH di
atas 7.0 tanaman akan sering kekurangan unsur fosfor. Menurut Kuntohartono
(1982), tanah dengan kapasitas penukaran kation yang tinggi dapat memberikan
hara yang baik. Pada pH netral efisiensi pemupukan NPK lebih tinggi, sedangkan
pada pH kurang dari 5 dapat menyebabkan tersedianya unsur P untuk Al dan Fe.
Unsur Cl, Fe, dan Al merupakan bahan racun utama dalam tanah. Tanah yang airnya
buruk dapat menimbulkan keracunan Fe, Al, dan sulfat (SO4). Kadar Cl 0,06 –
0,1% telah bersifat racun bagi akar tanaman. Keracunan unsur Fe dan Al dapat
dikurangi dengan bantuan kapur fiksasi. Oleh karena itu, tanah masam dengan pH
di bawah 5 perlu diberikan kapur fiksasi (CaCO3).
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
1.
Bibit yang digunakan untuk
menanam tanaman tebu memiliki berbagai
persyaratan mutlak, antara lain varietasnya yang unggul, murni, sehat dan cukup
umur, cukup jumlah dan tersedia tepat waktu.
2.
Selain dengan pengelolaan
tanaman yang baik, tanaman tebu dapat tumbuh dengan optimal pada kondisi lahan
yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya.
3.
Tanah
yang akan ditanami tanaman tebu perlu dipersiapkan dengan dua cara yaitu
dibajak dan reynoso.
4.
Untuk daerah
kering, teknik menanam tebu yang baik adalah menggunakan stek yang
mempunyai 8 sampai 9 mata tunas dengan jarak 1 meter tiap stek.
5.
Cara budidaya tebu
yang baik sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan tumbuh dengan
sangat baik di daerah beriklim panas, seperti Indonesia ini, dengan suhu 25
sampai 28 derajat Celsius.
Saran
1.
Saran saya pada pada waktu penanaman tanaman tebu
harusnya serentak agar tanaman tebu dapat tumbuh besar bersamaan.
2.
Disarankan agar praktikan dalam pembukaan lahan dan pembuatan
plot dapat bekerja sama dengan baik, baik itu pada tiap gelombang ataupun
kelompok agar praktikum dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang baik.
No comments:
Post a Comment