Sunday, December 25, 2016

APLIKASI PUPUK KOMPOS PADA TANAMAN TEBU (Saccarum officinarum)

JURNAL PRAKTIKUM   
TBT. TEMBAKAU, TEH & TEBU 
APLIKASI PUPUK KOMPOS PADA TANAMAN TEBU
(Saccarum officinarum)



OLEH:

MUHAMMAD ARIF
NIM    : 1409000566
NPM   : 7114070168
GELOMBANG : 2 (DUA)
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI



PRAKTIKUM  TBT. TEMBAKAU, TEH & TEBU
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
JURNAL PRAKTIKU
TBT. TEMBAKAU, TEH & TEBU   
APLIKASI PUPUK KOMPOS PADA TANAMAN TEBU
(Saccarum officinarum)

OLEH:

MUHAMMAD ARIF
NIM    : 1409000566
NPM   : 7114070168
GELOMBANG : 2 (DUA)
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum
TBT. Tembakau, Teh & Tebu Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara
Medan
ASISTEN                                                                                           NILAI
( 1. Bambang Ardiansyah                                                       (                      )
( 2. Khairul Ikmal )
( 3. Mahadi )
( 4. Sayyidatan Hidayati Siregar )

KOORDINATOR :
( Ir. Murni Sari Rahayu, MP.)

PRAKTIKUM TBT. TEMBAKAU, TEH & TEBU
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik (mikrobia). Pemberian kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn, namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah (Agustina, 2012).
Kompos sebagai hasil dari pengomposan dan merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki fungsi penting terutama dalam bidang pertanian antara lain: Pupuk organik mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat hara, memperbesar daya ikat tanah berpasir, memperbaiki drainase dan tata udara di dalam tanah, membantu proses pelapukan dalam tanah (Anonimus, 2004). 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan antara lain : kelembaban, konsentarasi oksigen, temperatur, perbandingan C/N, derajat keasaman (pH), ukuran bahan.Mikroorganisme dapat bekerja dengan kelembaban sekitar 40-60%. Kondisi tersebut perlu dijaga agar mikroorganisme bekerja optimal. Kebutuhan oksigen dalam pembuatan kompos yakni berkisar antara 10-18%. Temperatur optimum yang dibutuhkan mikroorganisme untuk merombak bahan adalah 35-55°C. Perbandingan C/N yang optimum untuk proses pengomposan adalah berkisar antara 25-25. Derajat keasaman yang terbaik untuk proses pengomposan adalah pada kondisi pH netral yakni berkisar antara 6-8. Ukuran bahan yang dianjurkan pada pengomposan aerobik berkisar antara 1-7,5 cm (Anonimus, 2000).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pengaplikasian pupuk kompos pada tanaman tebu (Saccarum officinarum).
Kegunaan Praktikum
1.    Untuk mengetahui cara pengaplikasian pupuk kompos pada tanaman tebu (Saccarum officinarum).
2.    Sebagai media informasi bagi pihak dan khalayak yang membutuhkan pengaplikasian pupuk kompos pada tanaman tebu (Saccarum officinarum).
           





TINJAUAN PUSAKA
Aplikasi kompos pada dasarnya sama dengan pupuk kandang, untuk kompos padat dengan cara membenamkan kompos ke dalam tanah atau hanya pada larikan. Pembenaman kompos bertujuan mengurangi penguapan tinggi akibat panas matahari. Sedangkan aplikasi kompos cair juga dengan cara pengecoran (Abdul Baharuddin, 2007).
Pemanfatan kompos sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki produktivitas tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi tanah. Peningkatan kesuburan tanah secara fisik melalui perbaikan struktur tanah menjadi gembur, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan pengikatan antar partikel dan kapasitas mengikat air sehingga dapat mencegah erosi dan longsor, mengurangi tercucinya nitrogen terlarut serta memperbaiki daya olah tanah (Sahryr, 2011).
Komponen kompos yang paling berpengaruh terhadap sifat kimia tanah adalah kendungan humusnya. Humus yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya dapat melarutkan zat besi (fe) dan aluminium (al). Kedua unusr ini sering mengikat senyawa fosfat (PO4) yang merupakan sumber fosfor (P) bagi tanaman. Apabila fosfat ini diikat oleh besi atau aluminium, akibatnya tidak dapat diserap tanaman. Namun, adanya asam humat yang dapat melarutkan besi dan aluminium, senyawa fosfat akan lepas dan menjadi senyawa fosfat tersedia yang dapat diserap tanaman (Anonimus, 2015).
Cara pemakaian kompos, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan jenis tanah dan kandungan C organik dalam tanah tersebut, disamping juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis tanaman. Beberapa tanaman lainnya akan tumbuh dengan baik apabila kompos ditambah dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Disamping itu ada juga tanaman yang menghendaki kompos dicampur dengan tanah dan pasir dengan perbandingan  1 : 1 : 1 (Muhammad Ridwan, 2008).
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya dari pada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak (Anonimus, 2004).




BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
            Praktikum ini dilaksanakan dilahan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya Wisata, Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kabupaten Kotamadya Medan. Ketinggian tempat lebih kurang 25 mdpl dengan tropografi datar. Penelitian ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 26 November 2016 tepatnya pada pukul 16.00 Wib sampai dengan pukul 18.00 Wib.
Bahan dan Alat
Bahan            
            Bahan yang di gunakan adalah : Pupuk kompos.
Alat                
            Alat yang digunakan adalah : cangkul.
Cara Kerja
1.    Sebelum kita memulai pengaplikasian pupuk kompos, siapkanlah alat dan bahannya terlebih dahulu.
2.    Sebelum pengaplikasian pupuk kompos pada tanaman tebu, terlebih dahulu kita bersihkan plot tempat penanaman tebu.
3.    Gulma-gulma yang berada di areal tanaman tebu kita bersihkan dengan cara mencabutnya dengan tangan.
4.    Setelah areal lahan tanaman tebu bersih, selanjutnya kita lakukan pengaplikasian pupuk kompos.
5.    Kita ambil pupuk kompos secukupnya dengan menggunakan canggkul.
6.    Setelah itu aplikasikan pupuk secara rata pada tanaman tebu.


PEMBAHASAN
Adapun pembahasan pada praktikum yang telah dilakukan, yaitu tentang penaplikasian pupuk kompos pada tanaman tebu (Saccharum officinarum). Seperti yang kita ketahui Pengomposan adalah proses penguraian bahan organik secara alamiah dengan bantuan organisme pengurai. Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh pengomposan secara alami. Prosesnya berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam tempo yang lebih singkat. Pupuk kompos mudah dibuat dan teknologinya sederhana. Semua orang bisa mengerjakannya, baik untuk skala pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan.
Adapun manfaat dari pupuk kompos sehingga kita mengaplikasikannya pada tanaman tebu (Saccharum officinarum) adalah karena pupuk kompos dapat memberikan nutrisi pada tanaman, selain menyediakan nutrisi bagi tanaman, pupuk kompos bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik, kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Kompos juga membuat tanah menjadi gembur dan cocok sebagai media tumbuh akar tanaman. Pada tanah tipe pasir sekalipun, material kompos berguna menjadi perekat sehingga tanah menjadi lebih solid. Sedangkan pada tanah liat atau tanah lempung, kompos berfungsi menggemburkan tanah agar tidak terlalu solid. Kalau secara kimiawi, pupuk kompos bisa meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Karena semakin banyak kandungan organik dalam tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar bisa diserap dengan mudah oleh tanaman dan masih banyak lagi manfaat dari pupuk kompos, sehingga sangat tepat kita mengaplikasikan pupuk kompos ini pada tanaman tebu yang kita budidayakan.
Seperti yang kita ketahui Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman. Dan pada penanaman tebu yang kami lakukan kami memberikan pupuk kompos dengan harapan agar tanaman dapat tumbuh dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
Sebelum pengaplikasian pupuk kompos pada tanaman kita harus mengetahui ciri-ciri dari pupuk kompos tersebut, agar kita dapat mengetahui apakah kompos tersebut sudah siap untuk diaplikasikan pada tanaman tebu kita, adapun ciri-cirinya umumnya sebagai berikut : (1) Baunya sama dengan tanah, tidak berbau busuk, (2) Warna coklat kehitaman, berbentuk butiran gembur seperti tanah, (3) Jika dimasukkan ke dalam air seluruhnya tenggelam, dan air tetap jernih tidak berubah warna, (4) Jika diaplikasikan pada tanah tidak memicu tumbuhnya gulma.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.        Aplikasi kompos pada dasarnya sama dengan pupuk kandang, untuk kompos padat dengan cara membenamkan kompos ke dalam tanah atau hanya pada larikan.
2.        Pemanfatan kompos sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki produktivitas tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi tanah.
3.        Komponen kompos yang paling berpengaruh terhadap sifat kimia tanah adalah kendungan humusnya.
4.        Cara pemakaian kompos, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan jenis tanah dan kandungan C organik dalam tanah tersebut, disamping juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis tanaman. 
5.        Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan antara lain : kelembaban, konsentarasi oksigen, temperatur, perbandingan C/N, derajat keasaman (pH), ukuran bahan.Mikroorganisme dapat bekerja dengan kelembaban sekitar 40-60%.
Saran
1.        Saran saya untuk praktikan agar lebih serius lagi dalam melakuakkan praktikum.
2.        Disarankan agar praktikan dalam pembuatan pupuk kompos ini lebih kompak lagi dalam pengerjaannya dan saling mengingatkan untuk kebaikan dalam praktikum.








No comments:

Post a Comment